0



Indonesia disebut semakin mendekati tonggak penting dalam pengembangan kemampuan industri dirgantaranya, menyusul kesepakatan dengan Turki dalam proyek jet tempur siluman generasi kelima, KAAN. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan para petinggi industri pertahanan Turki telah memberi sinyal bahwa Indonesia bukan hanya sebagai pembeli, tetapi juga akan dilibatkan dalam produksi. Hal ini menjadi momentum penting bagi Indonesia yang selama ini terus mencari jalan menuju kemandirian alutsista kelas atas.

Menurut berbagai sumber, termasuk dari Turkish Aerospace Industries (TAI) dan pemberitaan media internasional, Indonesia termasuk salah satu dari empat negara yang telah menyatakan ketertarikan dan keterlibatan dalam proyek ini. Selain Indonesia, tercatat Kazakhstan, Arab Saudi, dan Malaysia juga disebutkan sebagai mitra potensial. Namun posisi Indonesia cukup unik karena memiliki kemampuan manufaktur badan pesawat yang relatif mapan dan bisa ditingkatkan lebih lanjut bila diberikan akses teknologi dari Turki.

Kemampuan manufaktur Indonesia dalam membuat badan pesawat bukanlah sesuatu yang baru. PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sejak dekade 1980-an telah terbiasa merakit, memproduksi, dan mengembangkan struktur pesawat kelas ringan hingga menengah. Dalam proyek KAAN mauoun KFX yang bekerja sama dengan Korea Selatan, Indonesia dinilai mampu memproduksi seluruh bagian fisik pesawat seperti fuselage, sayap, ekor, fairing, hingga komponen landing gear—asalkan diberikan cetak biru (blueprint) oleh Turki.

Meski demikian, Indonesia belum memiliki kapabilitas untuk memproduksi sendiri sistem mesin jet berkekuatan tinggi seperti yang digunakan pada KAAN, yakni General Electric F110 atau setara. Avionik canggih, perangkat lunak tempur (combat software), dan sistem senjata seperti rudal berpemandu juga masih berada di luar jangkauan industri dalam negeri. Namun hal ini bukan halangan, melainkan ruang kerja sama yang sangat luas antara Indonesia dan Turki ke depan.

Jika kerja sama ini berlangsung dengan pola transfer teknologi yang serius, bukan mustahil Indonesia akan menyusul Pakistan yang bahkan telah mencapai kesepakatan untuk membangun pabrik bersama dengan Turki guna memproduksi jet KAAN. Perkembangan seperti ini tidak hanya menandai alih teknologi biasa, tetapi juga memperluas spektrum pertahanan nasional ke kelas jet tempur siluman yang menjadi ciri khas negara-negara besar.

Turki sendiri menilai keterlibatan negara-negara Muslim dalam proyek KAAN sebagai bentuk aliansi teknologi pertahanan strategis yang menantang dominasi Barat dalam penguasaan teknologi tinggi militer. Indonesia, dengan kekuatan ekonomi dan populasi besar, dianggap sebagai mitra ideal untuk kerja sama ini. Manajer Umum TUSAS, Mehmet Demiroglu, bahkan menyatakan bahwa momen kehadiran KAAN sangat tepat di tengah meningkatnya permintaan jet tempur generasi kelima dari Asia dan Timur Tengah.

Dari sisi geopolitik, keterlibatan Indonesia dalam KAAN merupakan bentuk penyeimbangan atas dominasi platform tempur Barat seperti F-16 dan Rafale yang juga diminati Indonesia. Alih-alih bergantung sepenuhnya pada Barat, Indonesia mencoba memperluas pilihan strategisnya ke Turki yang lebih fleksibel dalam transfer teknologi. Inilah yang membedakan proyek KAAN dengan kerja sama militer lainnya.

Bagi Indonesia, kerja sama ini akan menjadi proyek pengujian kemampuan industri lokal untuk mendukung produksi pesawat tempur siluman. Selain PTDI, sejumlah perusahaan nasional lain seperti PT Pindad dan PT Len Industri juga dapat digandeng dalam integrasi komponen pendukung, sistem komunikasi, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Walau masih bergantung pada komponen asing, kemampuan memproduksi struktur badan pesawat KAAN sepenuhnya di dalam negeri akan menjadi langkah besar dalam roadmap kemandirian pertahanan. Indonesia memiliki sejarah panjang dalam memproduksi komponen pesawat Airbus, helikopter, dan pesawat turboprop seperti CN-235. Jika kemampuan tersebut disinergikan dalam proyek KAAN, maka era baru industri dirgantara nasional akan segera terbit.

Selain nilai teknologi, keterlibatan dalam produksi juga memiliki potensi ekonomi besar. Investasi dalam proyek ini dapat membuka ribuan lapangan kerja baru, menstimulasi sektor logistik, logam, elektronika, dan pelatihan SDM teknik tinggi. Selain itu, peluang ekspor komponen pesawat dari Indonesia ke Turki atau mitra KAAN lainnya sangat terbuka.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan juga akan memperoleh nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan suku cadang dan perawatan jet tempur KAAN yang akan digunakan TNI AU. Saat ini, ketergantungan pada suku cadang dari Eropa dan AS seringkali menjadi kendala, baik dari segi waktu maupun biaya. KAAN membuka peluang pengendalian yang lebih besar atas siklus hidup alutsista.

Namun keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada keseriusan Turki dalam membuka akses teknologi dan keberanian Indonesia untuk berinvestasi besar dalam pendidikan, riset, dan pengembangan industri pendukung. Tanpa peta jalan (roadmap) nasional yang jelas, potensi keterlibatan Indonesia bisa berakhir hanya sebagai perakitan, bukan produksi penuh.

Dari sisi politik luar negeri, Indonesia bisa memainkan peran sebagai jembatan kerja sama teknologi pertahanan antara Turki dan negara-negara ASEAN. Hal ini berpotensi menciptakan kawasan yang lebih mandiri secara militer di tengah kompetisi global yang kian ketat, terutama di kawasan Indo-Pasifik.

Di tengah tantangan anggaran dan tekanan geopolitik, Indonesia tetap punya peluang besar menjadi negara non-Barat pertama yang mampu memproduksi jet tempur siluman, minimal dari aspek struktur dan integrasi akhir. Jika berhasil, bukan tidak mungkin di masa depan Indonesia ikut berperan dalam produksi pesawat generasi keenam.

Dengan demikian, keterlibatan Indonesia dalam KAAN bukan sekadar proyek pembelian alutsista, tetapi merupakan investasi jangka panjang dalam kemandirian teknologi nasional. Selama komitmen politik, dana, dan keterbukaan transfer teknologi berjalan konsisten, maka industri pertahanan Indonesia akan selangkah lebih dekat ke level negara-negara maju.

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

Post a Comment

 
Top